Rabu, 24 November 2021

Nasab Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam

Nama Rasulullah Salallahu Alaihi Wassalam Nasab Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam Nasab Rasulullah Nasab beliau tersebut adalah nasab yang baik, dari awal hingga akhirnya, tidak ada sedikitpun terdapat kebejatan padanya. Sebagaimana diriwayatkan secara mursal dari Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam : “Aku lahir dari pernikahan dan tidaklah Aku dilahirkan dari perzinaan. Mulai dari Nabi Adam sampai pada ayah ibuku. Tidak ada kebejatan Jahiliyah sedikitpun dalam nasabku” (HR. Ath Thabrani) Oleh karena itulah kita katakan bahwa Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam lahir dari nasab terbaik. Beliau Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Aku diutus dari keturunan bani Adam yang terbaik pada setiap kurunnya, hingga sampai pada kurun dimana aku dilahirkan” (HR. Bukhari) Beliau Shallallahu’alaihi Wasallam juga bersabda: “Allah telah memilih Kinanah dari keturunan Isma’il, dan memilih Quraisy dari keturunan Kinanah, dan memilih Bani Hasyim dari keturunan Quraisy, dan memilih aku dari keturunan Bani Hasyim” (HR. Muslim 2276) Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda: “Sesungguhnya Allah telah memilih Isma’il dari anak keturunan Ibrahim, memilih Kinanah dari anak keturunan Isma’il, memilih Quraisy dari anak keturunan Bani Kinanah, memilih Bani Hasyim dari keturunan Quraisy dan memilihku dari keturuan Bani Hasyim. “.(H.R. Muslim dan at-Turmudzy). Dari al-’Abbas bin Abdul Muththalib, dia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam bersabda: “Sesungguhnya Allah menciptakan makhluk, lalu Dia menjadikanku dan sebaik-baik golongan mereka dan sebaik-baik dua golongan, kemudian memilih beberapa kabilah, lalu menjadikanku diantara sebaik-baik kabilah, kemudian memilih beberapa keluarga Ialu menjadikanku diantara sebaik-baik keluarga mereka, maka aku adalah sebaik-baik jiwa diantara mereka dan sebaik-baik keluarga diantara mereka”. (Diriwayatkan oleh at-Turmudzy). Klasifikasi Nasab Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam Nasab Nabi terbagi ke dalam tiga klasifikasi. Klasifikasi pertama, Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib (nama aslinya; Syaibah) bin Hasyim (nama aslinya, Amr) bin Abdul Manaf (nama aslinya, Al Mughirah) bin Qushay (nama aslinya, Zaid) bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luai bin Ghalib bin Fihr (julukannya adalah Quraisy yang kemudian suku ini dinisbatkan kepadanya) bin Malik bin Nadhar (nama aslinya, Qais) bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah (nama aslinya, Amir) bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’ad bin Adnan. Klasifikasi kedua, (dari urutan nasab di atas hingga ke atas Adnan) yaitu, Adnan bin Adad bin Humaisa bin Salaman bin Iwadh bin Buz bin Qimwal bin Abi Awwam bin Nasyid bin Hiza bin Buldas bin Yadlaaf bin Thabikh bin Jahim bin Nahisy bin Makhi bin Idh bin Abqar bin Ubaid bin Di’a bin Hamdan bin Sunbur bin Yatsribi bin Yahzan bin Yalhan bin Ar’awi bin Idh bin Disyan bin Aishar bin Afnad bin Ayham bin Miqshar bin Nahits bin Zarih bin Sumay bin Mizzi bin Udhah bin Uram bin Qaidar bin Isma’il bin Ibrahim. Klasifikasi ketiga, (dari urutan nasab kedua klasifikasi di atas hingga keatas Nabi Ibrahim) yaitu, Ibrahim bin Târih (namanya, Azar) bin Nahur bin Saru’ atau Sarugh bin Ra’uw bin Falikh bin Abir bin Syalikh bin Arfakhsyad bin Sam bin Nuh bin Laamik bin Mutwisylakh bin Akhnukh (ada yang mengatakan bahwa dia adalah Nabi Idris) bin Yarid bin Mahlail bin Qainan bin Anusyah bin Syits bin Adam. Nama dan Kunyah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam Pemberian Nama Muhammad Pada hari ketujuh kelahiran Muhammad, Abd'l-Muttalib minta disembelihkan unta. Hal ini kemudian dilakukan dengan mengundang makan masyarakat Quraisy. Setelah mereka mengetahui bahwa anak itu diberi nama Muhammad, mereka bertanya-tanya mengapa ia tidak suka memakai nama nenek moyang. "Kuinginkan dia akan menjadi orang yang Terpuji, bagi Tuhan di langit dan bagi makhlukNya di bumi," jawab Abd'l Muttalib. (Siroh Muhammad Husain Haikal) Nama-Nama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki beberapa nama, yaitu : Muhammad, Ahmad, Al Mahi, Al ‘Aqib, Al Hasyir, Al Muqaffi, Nabiyyur Rahmah, Nabiyyut Taubah, Khataman Nabiyyin dan Abdullah. Dalilnya, Allah Ta’ala berfirman, “Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu” (QS. Al Ahzab: 40) Allah Ta’ala juga berfirman: “Dan bahwasanya tatkala Abdullah (Muhammad) berdiri menyembah-Nya (mengerjakan ibadah), hampir saja jin-jin itu desak mendesak mengerumuninya” (QS. Al Jin: 19) Hadits Jabir bin Math’am, “Aku memiliki beberapa nama: Muhammad, Ahmad, Al Mahi (penghapus) karena denganku Allah menghapus kekufuran, Al Hasyir karena manusia di kumpulkan di atas telapak kakiku, dan Al ‘Aqib” (HR. Bukhari 4896, Muslim 2354) Juga hadits Abu Musa Al ‘Asy-ari, “Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam memberitahu kepada kami nama-nama beliau. Beliau bersabda: ‘Aku Muhammad, Ahmad, Al Muqaffi, Al Hasyir, Nabiyyur Rahmah, Nabiyyut Taubah‘” (HR. Muslim 2355). Ini adalah nama-nama beliau yang ditunjukkan secara sharih (lugas) oleh dalil-dalil. Namun banyak diantara para ulama juga menambahkan nama-nama lain untuk beliau, yang diambil dari setiap sifat yang dinisbatkan kepada beliau. Sebagaimana perkataan Imam Al Baihaqi : “Sebagian ulama menambahkan, mereka mengatakan bahwa Allah telah menyebut beliau dengan sebutan : Rasul, Nabi, Ummiy, Syaahid, Mubasyir, Da’i ilallah bi idznihi, Sirajun Munir, Ra’ufur Rahim, Mudzakkir. Allah juga menjadikannya sebagai Rahmah, Ni’mah, dan Haadi“ Dan sebenarnya masih banyak lagi sifat-sifat beliau jika kita ingin memasukkannya ke dalam deretan nama beliau, diantaranya ash shadiq, al mashduq, sayyidu waladi adam, sayyidul mursalin, al amin, al musthafa, dan banyak lagi. Oleh karena itu para ulama berselisih pendapat mengenai jumlah nama beliau. Adapun pendapat sebagian ulama bahwa Yaasin dan Thaha adalah termasuk nama beliau, ini dilandasi oleh sebuah riwayat: “Di sisi Rabb-ku Azza Wa Jall aku memiliki 10 nama (Abu Thufail -rawi hadits- mengatakan, aku hanya hafal 8) yaitu, Muhammad, Ahmad, Abul Qasim, Al Fatih, Al Khatam, Al Mahi, Al ‘Aqib, Al Hasyir. Abu Yahya At Taimi berkata: Saif (bin Wahb) mengklaim bahwa Abu Ja’far berkata kepadanya: ‘Dua nama yang tersisa adalah Thaha dan Yasin’” (Hadits ini dikeluarkan oleh Imam Al Ajurri dalam kitab Asy Syari’ah no.1015) (Shahih Sirah Nabawiyah, Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani) Arti Nama Rasulullah Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidakkah kalian takjub (kagum) bagaimana Allah menyelamatkan aku dari caci maki Quraisy dan laknat mereka?. Mereka biasa mencaci maki orang yang tercela dan melaknat orang yang tercela sedangkan aku adalah Muhammad (orang yang dipuji) ". (HR. Bukhari) Larangan Memberi Nama Dengan Julukan Rasulullah Dari Anas radliallahu 'anhu berkata;Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah berada di suatu pasar tiba-tiba ada orang yang berkata (kepada orang lain); "Wahai Abu Al Qasim". Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menoleh lalu bersabda: "Berilah nama dengan namaku tapi jangan kalian menggunakan nama dengan nama kuniyahku (gelar/panggilan) ".(HR. Bukhari) Dari Jabir bin Abdullah RA, dia berkata, "Pada suatu ketika, seseorang di antara kami ada yang mempunyai anak. Lalu ia memberinya nama Muhammad. Tetapi, orang-orang berkata kepadanya, 'Kami tidak akan membiarkanmu memberi nama dengan nama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam.' Kemudian, orang tersebut pergi menggendong anaknya di atas punggung untuk menemui Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam. Sesampainya di hadapan beliau, ia pun berkata, "Ya Rasulullah, anak saya telah lahir. Lalu saya memberinya nama Muhammad. Tetapi, masyarakat sekitar saya berkata, 'Kami tidak akan membiarkanmu untuk memberi nama dengan nama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam.' Rasulullah menjawab, "Sebenarnya kalian boleh memberikan nama dengan nama seperti namaku. Tetapi, janganlah kalian memberinya julukan dengan julukanku. Karena aku adalah Qasim {orang yang membagi) dan aku akan membagi di antara kalian." (HR. Muslim) Memberikan Nama Yang Baik Dari Sa'id bin Musayyib, dari bapaknya, dari kakeknya, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi Wasallam pernah bertanya pada kakeknya, "Apa namamu?" Ia menjawab, "Hazn (sedih)." Beliau bersabda, "Engkau adalah Sahl (kemudahan)." Ia berkata lagi, "Tidak, Sahl itu terinjak-injak dan terhina." Kemudian Sa'id berkata, "Aku menduga sejak saat itu kami akan selalu dirundung sedih." Abu Daud berkata, "Nabi Shallallahu ‘alaihi Wasallam merubah nama Al Ash, Aziz, 'Athalah, Syaithan, Al Hakam, Ghurab, Hubab, dan Syihab. Beliau menamainya Hisyam, Harb menjadi Salm, menyebut Al Mudhthaji' dengan Al Munba'its, mengubah nama daerah 'Afirah dengah Khadhirah, Syi'b Adh-Dhalalah menjadi Syi'b Al Huda, Bani Al Zinyah menjadi Bani Al Risydah, dan Bani Mughwiyah menjadi Bani Risydah." Abu Daud berkata lagi, "Sengaja aku tinggalkan sanad-sanadnya untuk meringkas." (HR. Bukhari) Mengganti Nama Anak Dengan Yang Lebih Baik Dari Muhammad bin Amr bin Atha' dia berkata, "Dulu saya memberi nama anak perempuan saya Barrah. Kemudian Zainab binti Abu Salama berkata kepada saya, 'Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam telah melarang pemberian nama itu. Dulu nama saya adalah Barrah. Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam bersabda, 'Janganlah kalian menganggap bersih diri kalian, karena Allah lebih tahu ahli kebaikan di antara kalian. Ketika para sahabat bertanya, "Nama apa yang sebaiknya kami berikan kepadanya?" Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam langsung menjawab,"Berilah nama Zainab.' (HR. Muslim) Dari Ibnu Umar RA, bahwasanya putri Umar RA semula bernama 'Ashiyah {yang durhaka}. Setelah itu, Rasulullah pun menggantinya dengan nama Jamilah {yang cantik}. (HR. Muslim) Dari Ibnu Abbas RA, dia berkata, "Pada awalnya Juwairiah itu bernama Barrah. Setelah itu, Rasulullah pun mengganti namanya menjadi Juwairiah. Selain itu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam tidak suka orang mengatakan, 'Rasulullah keluar dari sisi Barrah.'" (HR. Muslim) Dari Usamah bin Akhdari bahwa seorang lelaki bernama Ashram bersama serombongan orang yang datang kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam. Kemudian beliau bertanya, "Apa namamu?" Ia menjawab, "Ashram." Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam bersabda, "(Bukan) Engkau adalah Zur'ah." (HR. Abu Daud) Menyukai Nama Suku Yang Baik Dari Abdullah bin Buraidah bahwasanya Nabi selalu optimis dan tidak pernah merasa sial karena satu hal tertentu. Suatu ketika Buraidah berangkat bersama 70 orang penunggang kuda dari sukunya, Bani Sahm. Lalu dia bertemu Nabi lantas beliau bertanya kepadanya,”Dari marga apa kamu?” Dia menawab,”Asalam.” (yang berarti selamat). Beliau berkata kepada Abu Bakar,”Kita telah selamat.” Kemudian beliau berkata lagi,”Dari suku apa?” Dia menjawab,”Suku Sahm.” (yang berarti jatah) Beliau berkata kepada Abu bakar,”Kalau begitu, telah keluarlah Sahmmu (bagian dari perolehan ghanimah Uhud)” (Sirah Shafiyyurahman Al Mubarakfury) Memberikan Julukan Yang Baik Dari Abu Jabirah bin Adh-Dhahhak, ia berkata, "Ayat berikut turun kepada kami, Bani Salamah, "dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman. " (Qs. Al Hujuraat [49]: 11). Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam datang kepada kami dan tidak ada seorang pun dari kami melainkan ia mempunyai dua atau tiga nama, maka beliau bersabda, 'Wahai fulan.' Mereka menjawab, 'Jangan, wahai Rasulullah, sesungguhnya ia marah dipanggil demikian, maka turunlah ayat tersebut." (HR. Abu Daud) Memberikan Julukan Yang Tepat Dari Hani', bahwa ketika ia berkunjung kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam bersama kaumnya, Beliau mendengar mereka menjulukinya Abul Hakam. Rasulullah memanggilnya dan bertanya, "Sesungguhnya Allah-lah Sang Penentu (hakim) itu dan hanya kepada-Nya hukum itu ditentukan. Mengapa engkau dijuluki Abul Hakam?"Ia menjawab, "Sesungguhnya jika kaumku berselisih tentang sesuatu, mereka mendatangiku dan aku memberikan putusan (hukum)ku terhadap masalah di antara mereka dan mereka menerimanya." Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam bersabda, "Alangkah baiknya ini! Apakah engkau tidak mempunyai anak?" Ia menjawab, "Aku mempunyai anak bernama Syuraih, Muslim, dan Abdullah." Beliau bertanya lagi, "Lalu siapa yang paling tua?" Ia menjawab, "Syuraih." Beliau berkata, "Maka engkau adalah Abu Syuraih." Abu Daud berkata, "Syuraih adalah orang yang menghilangkan garis keturunan dan ia termasuk orang yang memasuki Tustar." Abu Daud juga berkata, "Sampai kepadaku (sebuah riwayat) bahwa Syuraih menghancurkan pintu Tustar dan masuk melalui Sirb." (HR. An Nasa’i) Nama Perabotan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam Salah satu kebiasaan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam adalah memberi nama terhadap properti (barang-barang) yang dimilikinya. Berikut ini adalah nama-nama properti tersebut : 1. Nama gelasnya adalah ar-Rayyan 2. Nama mangkoknya adalah al-Gharra’ 3. Nama tekonya adalah as-Shadir 4. Nama tikarnya adalah al-Kazz 5. Nama guntingnya adalah al-Jami‘ 6. Nama cerminnya adalah al-Mudillah 7. Beliau memiliki sebuah kotak untuk menyimpan cermin, sisir, gunting, dan siwak. 8. Nama tongkatnya adalah al-Mamsyuq 9. Nama tongkatnya yang ujungnya besi adalah an-Namir 10. Nama kudanya yang berwarna hitam adalah as-Sakb 11. Nama kudanya yang berambut pirang adalah al-Murtajiz 12. Nama kudanya yang lain adalah al-Lahif, az-Zharb, dan al-Lizaz 13. Nama pelana-kudanya adalah adalah ar-Rajj 14. Nama unta (betina)-nya adalah al-Qashwa atau disebut pula al-Adhba’ 15. Nama baghal-nya adalah Duldul 16. Nama keledainya adalah Ya‘fur 17. Nama kambing yang sering diminum susunya adalah Ghaytsah 18. Nama kemahnya adalah al-Kinn 19. Nama bendera yang dipakai untuk berperang adalah al-Uqab. 20. Nama pedang yang sering dipakai berperang adalah Dzul Fiqar. beliau juga punya pedang lainnya. 21. Nama tabung panahnya adalah al-Kafur atau Dzul Jum‘ 22. Nama busur panahnya adalah Dzus Sadad 23. Nama perisainya adalah al-Dzafn 24. Nama baju perangnya yang dilapisi tembaga adalah Dzat al-Fudhul 25. Nama tembok (benteng pertahanan)-nya adalah an-Nab’a’ Sumber: Syaikh al-Allamah al-Muhaddits Yusuf Ismail an-Nabhani, Wasa’il al-Wushul ila Syama’il al-Rasul (Dar el-Minhaj, Beirut, 2009)

Jasa Pengetikan Online Murah di Bumi Sari Natar Lampung Selatan

Jasa Pengetikan Online Murah di Bumi Sari Natar Lampung Selatan Kami merupakan jasa ketak ketik yang bergerak di bidang usaha pengetikan kom...