Rabu, 24 November 2021

Ibadah Rasulullah Salallahu Alaihi Wassalam

Ibadah Rasulullah Salallahu Alaihi Wassalam Ibadah Rasulullah Ibadah Rasul Dari Sa'ad bin Hisyambahwa dia pernah berjumpa dengan lbnu Abbas, dia bertanya kepadanya tentang shalat witir. Lalu ia menjawab; "Maukah kamu aku beri tahu penghuni bumi yang paling mengetahui tentang shalat witir Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam?" Dia menjawab; "Ya, mau." lbnu Abbas berkata; "Dia adalahAisyah. Datangi dan tanyakanlah hal itu kepadanya, dan kembalilah kepadaku untuk memberitahukan jawabannya kepadaku." Kemudian dia (Hisyam) datang kepada Hakim bin Aflah untuk meminta menemaninya datang kepada Aisyah. Lalu ia menjawab, 'Aku bukan tak mau mendekatinya. Aku pernah melarangnya untuk berbicara sesuatu tentang dua kelompok yang bertengkar, namun ia menolaknya, ia terus saja melakukan!" Lalu ia (Hisyam) bersumpah kepadanya, dan akhirnya dia mau datang kepada Aisyah bersamanya. Lalu ia masuk ke tempat Aisyah. Kemudian Aisyah bertanya kepada Hakim, "Siapa yang bersamamu?" la menjawab; "Sa'ad bin Hisyam." la bertanya lagi, " Hisyam yang mana?" la menjawab; "Anaknya Amir." Lalu ia mendoakan baginya dan berkata, "Sebaik-baik lelaki adalah`Amir!" Hakim bertanya, "Wahai Ummul Mukminin, kabarkanlah kepadaku tentang akhlak Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam?" Aisyah menjawab, "Bukankah kamu membaca Al Qur'an?" Hakim menjawab, "Ya." Aisyah lalu berkata, "Akhlak Nabi Allah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam adalah Al Qur'an." Aku ingin berdiri (pamit pulang), namun timbul keinginan untuk mengetahui cara Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam melakukan shalat malam, maka ia bertanya lagi, "Wahai Ummul Mukminin! Kabarkanlah kepadaku tentang shalat malam Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam?" Aisyah menjawab; "Bukankah kamu membaca surah Al Muzammil?" Hakim menjawab, "Ya." Aisyah berkata; "Allah Azza wa Jalla mewajibkan shalat malam pada permulaan surah ini, lalu Rasulullah bersama para sahabatnya menegakkan shalat malam dengan sekuat tenaga sampai telapak kaki mereka membengkak. Kemudian Allah Azza wa Jalla menahannya -yang ujungnya dua belas bulan- lalu menurunkan keringanannya pada akhir surah ini (Al Muzammil), sehingga shalat malam yang semula hukumnya wajib menjadi sunnah." Aku ingin berdiri, namun aku juga ingin mengetahui shalat witir Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam, maka aku bertanya; "Wahai Ummul Mukminin! Kabarkanlah kepadaku tentang shalat witir Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam?" Aisyah menerangkan, "Kami mempersiapkan siwak dan air wudlunya, lalu Allah Azza wa Jalla membangunkannya sekehendakNya pada malam hari, kemudian beliau bersiwak dan berwudlu lalu mengerjakan shalat delapan rakaat tanpa ada duduk, kecuali pada rakaat kedelapan. Beliau berdzikir kepada Allah Azza wa Jalla dan berdoa kepada-Nya, lalu mengucapkan salam dengan salam yang terdengar oleh kami. Kemudian beliau shalat dua rakaat sambil duduk- setelah salam, dan shalat lagi satu rakaat, sehingga berjumlah sebelas rakaat. Wahai anakku, setelah Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam mencapai umur senja dan mulai gemuk, beliau mengerjakan witir tujuh rakaat, lalu shalat dua rakaat sambil duduk setelah salam, sehingga semuanya menjadi sembilan rakaat. Wahai anakku, bila Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam mengerjakan suatu shalat, maka beliau senang untuk melakukannya secara terus-menerus. Bila beliau berhalangan untuk shalat malam karena ketiduran atau sakit, maka beliau mengerjakan shalat dua belas rakaat pada siang harinya. Aku tidak mengetahui bahwa Nabi Allah pernah membaca Al Qur'an seluruhnya dalam satu malam. Aku juga tidak mengetahui bahwa beliau shalat malam secara sempurna hingga pagi, dan aku pun tidak mengetahui bahwa beliau berpuasa satu bulan penuh selain pada bulan Ramadlan." Lalu ia (Hisyam) datang kepada Ibnu Abbas dan menceritakan hal tersebut kepadanya. Dia mengomentarinya dengan berkata; "Beliau (Aisyah) benar. Seandainya aku yang masuk (datang) kepadanya pasti aku akan menemuinya sehingga dia (Aisyah) berbicara langsung kepadaku." Abu Abdurrahman berkata, "Begitulah yang tertera dalam kitabku! Aku tidak mengetahui ini kesalahan siapa, dalam posisi witir beliau shallallahu 'alaihi wasallam." (HR. Nasai) Wudhu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam Menyempurnakan Wudhu Humran, maula (pelayan) Utsman bin Affan pernah melihat Utsman bin Affan meminta air wudhu’. Kemudian beliau berwudhu’ dengan cara menuangkan air pada kedua telapak tangan nya, lalu beliau mencucinya sebanyak tiga kali. Kemudian Utsman ra. mengambil air dari bejana dengan tangan kanannya, lalu beliau berkumur-kumur (madhmadhah) dan beristinsyaq (menghirup air ke hidung). Setelah itu beliau mencuci wajahnya tiga kali, lalu mencuci kedua tangannya sampai kedua sikunya tiga kali. Kemudian mengusap kepalanya, kemudian beliau mencuci kedua kakinya sebanyak tiga kali. Setelah itu Utsman bin Affan berkata: “Demikianlah aku melihat Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassallam berwudhu’ seperti cara yang aku lakukan, kemudian Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassallam bersabda: “Barang siapa yang berwudhu' seperti wudhu’ku ini (sesuai dengan bimbinganku), sesudah itu dia sholat dua raka’at dengan penuh konsentrasi, tidak memikirkan yang lainnya, pasti ia akan diampuni dosa-dosanya yang telah lampau"(HR.Muslim) Memperpanjang Anggota Wudhu Abu Hurairah, berkata, "Saya mendengar Rasulullah salallahu alaihi wassalam bersabda, "Sesungguhnya ummatku itu akan dipanggil pada hari kiamat dalam keadaan bercahaya wajahnya dan amat putih bersih tubuhnya karenabekas berwudhu'. Maka dari itu, barangsiapa di antara kalian yang dapat memperpanjang cahayanya, maka hendaklah melakukannya -dengan menyempurnakan berwudhu' itu sesempurna mungkin." (HR. Muttafaq 'alaih) Awal Perintah Shalat Perintah Shalat Termasuk wahyu pertama yang turun adalah perintah mendirikan shalat. Ibnu Hajar berkata: “sebelum terjadinya Isra’, beliau Shallallâhu ‘alaihi wasallam secara qath’i pernah melakukan shalat, demikian pula dengan para shahabat akan tetapi yang diperselisihkan apakah ada shalat lain yang telah diwajibkan sebelum (diwajibkannya) shalat lima waktu ataukah tidak?. Ada pendapat yang mengatakan bahwa yang telah diwajibkan itu adalah shalat sebelum terbit dan terbenamnya matahari”. Demikian penuturan Ibnu Hajar. Al-Harits bin Usamah meriwayatkan dari jalur Ibnu Lahi’ah secara maushul ( disambungkan setelah sanad-sanadnya mu’allaq [terputus di bagian tertentu]) dari Zaid bin Haritsah bahwasanya pada awal datangnya wahyu, Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wasallam didatangi oleh malaikat Jibril; dia mengajarkan beliau tata cara berwudhu. Maka tatkala selesai melakukannya, beliau mengambil seciduk air lantas memercikkannya ke faraj beliau. Ibnu Majah juga telah meriwayatkan hadits yang semakna dengan itu, demikian pula riwayat semisalnya dari al-Bara’ bin ‘Azib dan Ibnu ‘Abbas serta hadits Ibnu ‘Abbas sendiri. Hal tersebut merupakan kewajiban pertama. Ibnu Hisyam menyebutkan bahwa bila waktu shalat telah masuk, Nabi Shallallâhu ‘alaihi wasallam dan para shahabat pergi ke perbukitan dan menjalankan shalat disana secara sembunyi-sembunyi jauh dari kaum mereka. Abu Thalib pernah sekali waktu melihat Nabi Shallallâhu ‘alaihi wasallam dan ‘Ali melakukan shalat, lantas menegur keduanya namun manakala dia mengetahui bahwa hal tersebut adalah sesuatu yang serius, dia memerintahkan keduanya untuk berketetapan hati (tsabat). Perintah Shalat Dalam Kisah Isra' Mi'raj Telah menceritakan kepada kami Affan ia berkata, Telah menceritakan kepada kami Hammam bin Yahya ia berkata; Aku mendengar Qatadah menceritakan dari Anas bin Malik bahwa Malik bin Sha'sha'ah telah menceritakan kepadanya bahwa Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Salam pernah menceritakan kepada mereka tentang malam Isra`nya. "....Setelah itu, diturunkanlah kewajiban shalat sebanyak lima puluh kali setiap harinya. Aku pun kembali dan melewati Musa 'Alaihis Salam, ia pun bertanya, 'Apa telah diperintahkan kepadamu? ' Aku menjawab, 'Aku diperintahkan untuk menunaikan shalat lima puluh kali setiap harinya.' Musa berkata, 'Sesungguhnya ummatmu tidak akan sanggup untuk menunaikan shalat lima puluh kali dalam sehari. Sesungguhnya aku telah menguji manusia sebelummu dan aku telah mengobati kaum Bani Isra'il. Kembalilah pada Rabb-mu, dan mintalah keringanan untuk ummatmu.' Maka aku pun kembali, dan Rabb-ku menguranginya sepuluh. Lalu aku menemui Musa. Ia pun bertanya, 'Apa yang telah diperintahkan kepadamu? ' Aku menjawab, 'Menunaikan empat puluh shalat setiap harinya.' Musa menjawab, 'Sesungguhnya ummatmu tidak akan sanggup untuk menunaikan sebanyak empat puluh shalat dalam sehari. Sesungguhnya aku telah menguji manusia sebelummu dan aku telah mengobati kaum Bani Isra'il. Kembalilah pada Rabb-mu, dan mintalah keringanan untuk ummatmu.' Maka aku pun kembali lagi, dan Rabb-ku mengurangi lagi sepuluh. Lalu aku menemui Musa. Musa bertanya, 'Apa yang telah diperintahkan padamu? ' Aku berkata, 'Aku telah diperintahkan untuk menunaikan tiga puluh shalat dalam sehari.' Musa berkata lagi, 'Sesungguhnya ummatmu tidak akan sanggup untuk menunaikan sebanyak tiga puluh shalat dalam sehari. Sesungguhnya aku telah menguji manusia sebelummu dan aku telah mengobati kaum Bani Isra'il. Kembalilah pada Rabb-mu, dan mintalah keringanan untuk ummatmu.' Akhirnya aku pun kembali lagi meminta keringanan, lalu Allah menguranginya lagi sepuluh raka'at. Kemudian aku menemui Musa. Ia bertanya, 'Apa yang telah diperintahkan kepadamu? ' Aku menjawab, 'Menunaikan dua puluh shalat setiap harinya.' Musa menjawab, 'Sesungguhnya ummatmu tidak akan sanggup untuk menunaikan sebanyak dua puluh shalat dalam sehari. Sesungguhnya aku telah menguji manusia sebelummu dan aku telah mengobati kaum Bani Isra'il. Kembalilah pada Rabb-mu, dan mintalah keringanan untuk ummatmu.' Maka aku pun kembali lagi, dan Rabb-ku mengurangi lagi sepuluh rakaat. Aku menemui Musa, dan ia bertanya lagi, 'Apa yang telah diperintahkan kepadamu? ' Aku menjawab, 'Menunaikan sepuluh shalat setiap harinya.' Musa menjawab, 'Sesungguhnya ummatmu tidak akan sanggup untuk menunaikan sebanyak sepuluh puluh shalat dalam sehari. Sesungguhnya aku telah menguji manusia sebelummu dan aku telah mengobati kaum Bani Isra'il. Kembalilah pada Rabb-mu, dan mintalah keringanan untuk ummatmu.' Maka aku pun kembali lagi, dan akhirnya aku diperintahkan untuk menunaikan lima kali shalat dalam sehari. Setelah itu, aku kembali ke Musa. Ia bertanya, 'Apa yang telah diperintahkan kepadamu? ' Aku menjawab, 'Yaitu menunaikan lima kali shalat dalam sehari.' Musa berkata, 'Sesungguhnya ummatmu tidak akan sanggup untuk menunaikan sebanyak sepuluh lima shalat dalam sehari. Sesungguhnya aku telah menguji manusia sebelummu dan aku telah mengobati kaum Bani Isra'il. Kembalilah pada Rabb-mu, dan mintalah keringanan untuk ummatmu.' Sungguh, aku telah meminta keringanan kepada Rabb-ku hingga aku malu terhadap-Nya. Akan tetapi aku ridla dan menerimanya. Dan ketika aku pergi, sang penyeru menyerukan: 'Aku telah tetapkan faridlah-Ku..dan Aku juga telah memberi keringanan atas hamba-Ku.'" Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam Contoh Ibadah Mencontohkan Shalat Kepada Umat Dari Abu Hazim bin Dinar, bahwasanya ada beberapa orang yang datang kepada Sahal bin Sa'ad As-Saidi, mereka memperdebatkan tentang dari bahan kayu apakah mimbar itu dibuat? Maka mereka menanyakan hal tersebut kepada Sahl, lalu ia berkata, "Demi Allah, sesungguhnya pasti mengetahuinya, dari kayu apakah mimbar itu dibuat. Sungguh Aku melihatnya ketika pertama kali diletakkan, dan pada hari pertama kali Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam duduk di atasnya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam pernah mengutus seseorang kepada si Fulanah, seorang wanita yang namanya disebutkan oleh Sahal, katanya, 'Suruhlah budakmu yang tukang kayu itu untuk membuat mimbar untuk aku duduk di atasnya apabila berpidato kepada orang banyak.' Maka wanita itu menyuruhnya. Kayu itu diambil dari daerah Ghabah Tharta' (dekat Madinah). Setelah selesai, dibawanya kepada wanita itu, kemudian dikirim kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam. Maka beliau Shallallahu ‘alaihi Wasallam memerintahkan supaya diletakkan di sini. Aku melihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam mengerjakan shalat di atas mimbar itu, bertakbir, lalu ruku' sementara beliau masih di atasnya, kemudian turun dengan pelan-pelan mundur ke belakang, terus sujud dekat mimbar itu. Setelah itu, beliau kembali. Setelah selesai shalat, beliau menghadap kepada orang banyak, lalu bersabda, 'Wahai saudara sekalian! Aku berbuat yang demikian itu tak lain supaya kalian mengikuti aku dan mengetahui shalatku. "(HR. Bukhari dan Muslim) Kecintaan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam Pada Shalat Kecintaan Pada Shalat Dari Anas bin Malik, bahwa Rasulullah bersabda,”Yang paling kusenangi adalah wewangian dan wanita, sedangkan kecintaan hatiku terhadap shalat.” (HR. Ahmad dan An Nasai) Menyesal Karena Shalat Tidak Tepat Waktu Dari Ali radliallahu 'anhu bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda pada hari perang khandak: "Mereka telah menyibukkan kita dari shalat wustha yaitu shalat asar, hingga matahari terbenam, semoga Allah memenuhi kuburan dan rumah mereka atau perut -Yahya merasa ragu- mereka dengan api." (HR. Bukhari) Menghindari Penghalang Khusyu’ Dari Anas radliallahu 'anhu dia berkata;"Bahwa Aisyah memiliki sehelai kain yang bergambar dan digunakan sebagai tabir rumahnya, lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadanya: "Singkirkanlah ia dariku, karena gambarnya selalu memalingkanku dalam shalat." (HR. Bukhari) Aktivitas Rasul di rumah Al-Aswad bin Yazid berkata: "Aku pernah bertanya kepada 'Aisyah Radhiallaahu anha tentang shalat malam Rasulullah. 'Aisyah menjawab: "Biasanya beliau tidur di awal malam, kemudian tengah malamnya beliau bangun mengerjakan shalat malam. Bila merasa ada keperluan beliau segera menemui istri. Beliau segera bangkit begitu mendengar seruan azan. Beliau segera mandi bila dalam keadaan junub. Jika tidak, maka beliau segera berwudhu' lalu berangkat (ke masjid untuk) shalat." (HR. Al-Bukhari) Rasulullah Shalat Dhuha Mu'adzah berkata: "Aku bertanya kepada 'Aisyah Radhiallaahu anha: "Apakah Rasulullah Shallallahu alaihi wasalam sering mengerjakan shalat Dhuha?" ia menjawab: "Tentu, beliau sering mengerjakan shalat Dhuha empat rakaat bahkan lebih dari itu seluang waktu yang diberikan Allah ." (HR. Muslim) Sifat Shalat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam Memanjangkan Shalat Hudzaifah bin al-Yaman al-Anshari yang terkenal sebagai penyimpan rahasia ra berkata, "Aku pernah shalat beserta Rasulullah pada suatu malam maka beliau membuka dalam rakaat pertama dengan surat al-Baqarah. Aku berkata, "Rasulullah membaca hingga ayatkeseratus, kemudianrukuk." Selanjutnya Beliau membuka rakaat kedua dengan surat an-Nisa'kemudiandilanjutkansurat ali Imran. Beliau salallahu alaihi wassalam membacanya itu dengan rapi sekali -tidak tergesa-gesa.Jika melalui ayat yang di dalamnya mengandung memahasucikanAllah–beliaupun mengucapkan tasbih. Jika melalui ayat yang mengandung suatu permohonan, beliaupun memohon.Jika melalui ayat yang menyatakan mohon perlindungan kepada Allah dari sesuatu yang tidak baik, beliaupun berta'awwudz untukmohon perlindungan. Kemudian beliau ruku' dan di membacaSubhana rabbiyal 'azhim.Lama ruku'nya adalah sepertidengan berdirinya selanjutnya beliau mengucapkan, Sami'allahu iiman hamidah. Rabbana lakalhamd," lalu berdiri dengan berdiri yang lama mendekati ruku'nya tadi. Seterusnya beliau bersujud lalu mengucapkan, Subhana rabbial a'la, maka sujudnya itu mendekati pula akan berdirinya" (HR. Muslim) Tahajud Hingga Kaki Bengkak Abu Hurairah Radhiallahu anhu menceritakan: Rasulullah biasa mengerjakan shalat malam hingga membengkak kedua telapak kakinya. Ada yang bertanya kepada beliau: "Wahai Rasulullah, mengapa Anda melakukan sedemikian itu, bukankah Allah telah mengampuni segala dosa Anda yang lalu maupun yang akan datang?" beliau menjawab: "Bukankah selayaknya aku menjadi seorang hamba yang bersyukur?"(HR. Ibnu Majah). Dari Aisyah radliallahu 'anha bahwaNabi shallallahu 'alaihi wasallam melaksanakan shalat malam hingga kaki beliau bengkak-bengkak. Aisyah berkata: Wahai Rasulullah, kenapa Anda melakukan ini padahal Allah telah mengampuni dosa anda yang telah berlalu dan yang akan datang? Beliau bersabda: "Apakah aku tidak suka jika menjadi hamba yang bersyukur?" Dan tatkala beliau gemuk, beliau shalat sambil duduk, apabila beliau hendak ruku' maka beliau berdiri kemudian membaca beberapa ayat lalu ruku.'(HR. Bukhari) Shalat Dengan Tumakninah Abu Hurairah berkata bahwa suatu kali saat Rasulullah salallahu alaihi wassalam berada di masjid, datanglah seseorang untuk menunaikan shalat dan sesudah shalat, dia mengucapkan salam pada Rasulullah salallahu alaihi wassalam. beliau menjawab salamnya dan berkata, “Kembalilah, dirikanlah shalat karena engkau belum shalat”. Pria itu kembali melaksanakan shalat dan sesudah selesai dia kembali menemui Nabi salallahu alaihi wassalam dan mengucapkan salam kepada beliau. Beliau menjawab salamnya dan mengucapkan padanya seperti apa yang beliau ucapkan sebelumnya. Sesudah shalat yang ketiga kalinya dan menemui Nabi salallahu alaihi wassalam lalu memberi salam pada beliau, beliau mengucapkan padanya seperti yang beliau ucapkan sebelumnya. Dia menjawab, “Demi Yang Mengutusmu dengan kebenaran, aku tidak dapat melakukan yang lebih baik dari ini. Ajarilah aku”. Beliau lalu bersabda, “Jika engkau mendirikan shalat ucapkanlah takbir lalu bacalah ayat Al Qur’an yang mudah engkau baca. Lalu rukuklah dengan sempurna kemudian bangkitlah sampai tegak. Sesudah itu sujudlah sampai engkau sujud dengan sempurna. Lalu bangkitlah sampai engkau duduk dengan sempurna dan lakukanlah itu di seluruh shalatmu” (HR. Muslim) Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam Meluruskan Shaf Wajibnya Meluruskan Shaf Dari Jabir bin Samurah dia berkata: Nabi -alaihishshalatu wassalam- bersabda: “Tidakkah kalian berbaris sebagaimana malaikat berbaris di sisi Rabbnya?” Maka kami berkata, ”Wahai Rasulullah, bagaimana malaikat berbaris di sisi Rabbnya?” Beliau bersabda, “Mereka menyempurnakan shaf-shaf pertama & mereka rapat dlm shaf.” (HR. Muslim no. 430) Dari Abu Mas’ud -radhiallahu Ta’ala anhu- dia berkata: “Dahulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengusap pundak kami ketika akan shalat seraya bersabda, “Luruskanlah, & jangan berselisih sehingga hati kalian bisa berselisih. Hendaklah yang tepat di belakangku adalah orang yang dewasa yang memiliki kecerdasan & orang yang sudah berakal di antara kalian, kemudian orang yang sesudah mereka, kemudian orang yang sesudah mereka.” (HR. Muslim no. 432) Dari Anas bin Malik -radhiallahu Ta’ala anhu- dari Nabi -alaihishshalatu wassalam- beliau bersabda, “Luruskan shaf-shaf kalian, karena sesungguhnya meluruskan shaf termasuk kesempurnaan sholat”. (HR. Muslim no. 433) Dari sahabat Nu’man bin Basyir -radhiallahu anhu- berkata: “Dulu Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wasallam- meluruskan shaf kami sehingga seakan beliau meluruskan anak panah (ketika diruncingkan,pen), sampai beliau menganggap kami telah memahaminya. Beliau pernah keluar pada suatu hari, lalu beliau berdiri sampai beliau hampir bertakbir, maka tiba-tiba beliau melihat seseorang yang membusungkan dadanya dari shaf. Maka beliau bersabda, “Wahai para hamba Allah, kalian akan benar-benar akan meluruskan shaf kalian atau Allah akan membuat wajah-wajah kalian berselisih.” (HR.Muslim no. 436) Anas bin Malik -radhiallahu Ta’ala anhu- bercerita, “Sholat telah didirikan (telah dikumandangkan iqomah), lalu Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wasallam- menghadapkan wajahnya kepada kami seraya bersabda: “Tegakkanlah shaf-shaf kalian & rapatkan karena sesungguhnya aku bisa melihat kalian dari balik punggungku”. (HR. Al-Bukhari no. 719) Shalat Malam Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam Membiasakan Bangun Malam Aisyah ra bahwa, “Rasulullah tidur di awal malam dan bangun di akhirnya” (HR. Ahmad) Ali bin Abi Thalib juga berkata bahwa Nabi salallahu alaihi wassalam mendatanginya dan Fathimah di waktu malam, lalu beliau bersabda, "Apakah engkau berdua tidak bershalat?" (HR. Muttafaq 'alaih) Abdullah bin 'Amr bin al-'Ash ra, berkata, "Rasulullah salallahu alaihi wassalam bersabda, "Hai Abdullah, janganlah engkau menjadi seperti si Fulan itu. Dulu ia suka sekali bangun bershalat di waktu malam, tetapi kini meninggalkan bangun shalat waktu malam itu." (HR. Muttafaq 'alaih) Shalat Malam Selama 1 Tahun Dari Ibnu Abbas RA, dia berkata, "Ketika turun awal surah Al Muzammil, mereka bangun seperti bangunnya di bulan Ramadhan, sampai turun akhir surah Al Muzammil. Rentang waktu turunnya antara awal surah Al Muzammil dengan akhirnya itu selama satu tahun." (HR. Abu Daud) Sifat Shalat Malam Rasulullah Dari Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma dia berkata;suatu ketika aku bermalam di rumah bibiku Maimunah, aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berbincang-bincang bersama istrinya sesaat. Kemudian beliau tidur. Tatkala tiba waktu sepertiga malam terakhir, beliau duduk dan melihat ke langit lalu beliau membaca; "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal." (Ali Imran; 190). Lalu beliau berwudlu dan bersiwak, kemudian shalat sebelas raka'at. Setelah mendengar Bilal adzan, beliau shalat dua raka'at kemudian beliau keluar untuk shalat subuh. (HR. Bukhari) Ibadah Malam Rasulullah Ya'la bin Mamlakmengabarkan kepadanya bahwasanya ia bertanya kepada Ummu Salamahtentang shalat Nabi Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam, maka ia menjawab; "Beliau Shalallahu 'Alaihi Wa Sallaw shalat isya' kemudian bertasbih. Setelah itu beliau shalat lagi sebagaimana yang dikehendaki-Nya di waktu malam, lalu beliau pulang dan tidur yang lamanya sebagaimana beliau shalat. Kemudian beliau bangun kembali dan shalat yang lamanya sebagaimana beliau tidur tadi. Shalat ini adalah shalat malam beliau yang terakhir hingga subuh." (HR. Nasai) Tidak Meninggalkan Shalat Malam Dari Abul Qais, dia berkata,”Aisyah berkata,”Janganlah kau tinggalkan shalat malam, karena Rasulullah juga tidak pernah meninggalkannya. Jika sedang sakit atau malas, maka beliau mengerjakannya dengan duduk.” (HR. Syaikhani) Mengqadha Shalat Malam Aisyah radhiallahu 'anha, berkata, "Rasulullah salallahu alaihi wassalam itu apabila terlambat melakukan shalat malam karena sakit atau lain-lain, maka beliau salallahu alaihi wassalam mendirikan shalat duabelas rakaat di waktu siang harinya." (HR. Muslim) Shalat Malam Meski Dalam Safar Abu Raja' berkata, telah bercerita kepada kami 'Imran bin Hushain bahwamereka pernah bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam suatu perjalanan. Mereka terus berjalan sepanjang malam itu hingga ketika menjelang Shubuh, mereka beristirahat di suatu tempat lalu mereka mengantuk hingga tertidur sampai matahari meninggi. Orang yang pertama kali bangun adalah Abu Bakr, dia tidak membangunkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sampai beliau terbangun sendiri. Kemudian 'Umar terbangun, Abu Bakr duduk dekat kepala beliau shallallahu 'alaihi wasallam lalu bertakbir dengan mengeraskan suaranya hingga Nabi shallallahu 'alaihi wasallam terbangun. Kemudian beliau keluar (dari tenda) lalu menunaikan shalat Shubuh bersama kami. Sementara itu ada seorang laki-laki dari suatu kaum yang memisahkan diri (mengisolir diri) tidak ikut shalat bersama kami. Setelah selesai, beliau bertanya; "Wahai fulan, apa yang menghalangimu untuk shalat bersama kami?. Orang itu menjawab; "Aku mengalami junub". Beliau memerintahkan orang itu untuk bertayamum dengan debu, orang itu pun melaksanakan shalat. (HR. Bukhari) Malam Ramadhan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam Meningkatkan Ibadah Di Bulan Ramadhan Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma berkata:"Nabi shallallahu 'alaihi wasallam adalah orang yang paling lembut (dermawan) dalam segala kebaikan. Dan kelembutan Beliau yang paling baik adalah saat bulan Ramadhan ketika Jibril alaihissalam datang menemui Beliau. Dan Jibril Alaihissalam datang menemui Beliau pada setiap malam di bulan Ramadhan (untuk membacakan Al Qur'an) hingga Al Qur'an selesai dibacakan untuk Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Apabila Jibril Alaihissalam datang menemui Beliau, maka Beliau adalah orang yang paling lembut dalam segala kebaikan melebihi lembutnya angin yang berhembus". (HR. Bukhari) Cara Rasulullah Shalat Di Bulan Ramadhan Dari Abu Salamah bin 'Abdur Rahman bahwa dia bertanya kepada 'Aisyah radliallahu 'anhu; "Bagaimana tata cara shalat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pada bulan Ramadlan?".. 'Aisyah radliallahu 'anhu menjawab; "Beliau shalat (sunnah qiyamul lail) pada bulan Ramadlan dan bulan-bulan lainnya tidak lebih dari sebelas rakaat. Beliau shalat empat raka'at, maka jangan kamu tanya tentang kualitas bagus dan panjangnya, kemudian beliau shalat lagi empat raka'at, maka jangan kamu tanya tentang kualitas bagus dan panjangnya kemudian beliau shalat tiga raka'at. Aku pernah bertanya; "Wahai Rasulullah, apakah baginda tidur sebelum melaksakan shalat witir? '. Beliau menjawab: "Mataku memang tidur tapi hatiku tidaklah tidur". (HR. Bukhari) Meningkatkan Ibadah Di 10 Akhir Ramadhan Dari 'Aisyah radliallahu 'anha berkata: "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bila memasuki sepuluh akhir (dari bulan Ramadhan), Beliau mengencangkan sarung Beliau, menghidupkan malamnya dengan ber'ibadah dan membangunkan keluarga Beliau". (HR. Bukhari) Membangunkan Keluarga Untuk Ibadah Dari Aisyah RA, dia berkata, "Jika tiba sepuluh hari yang terakhir, beliau menghidupkan malam hari (untuk beribadah), beliau membangunkan keluarganya dan bersungguh-sungguh (beribadah) serta mengencang kan kainnya." (HR. Muslim) Sederhana Dalam Ibadah Seimbang Dalam Beribadah Anasraberkata, "Rasulullah salallahu alaihi wassalam pernahtidak berpuasa sebulan penuh, sehingga kita menyangka bahwa beliau tidak pernah berpuasa dalam bulan itu, tetapi kadang-kadang beliau salallahu alaihi wassalam berpuasa sebulan penuh, sehingga kita menyangka bahwa beliau tidak pernah berbuka sedikitpun dalam bulan itu. Tidaklah engkau menginginkan melihat beliau shalat di waktu malam, melainkan engkau akan dapat melihat beliau shalat, tetapi jika engkau menginginkan beliau tidur, maka engkau akan dapat melihat beliau sedang tidur." Maksudnya antara shalat malam dengan tidurnya itu demikian teratur waktunya, juga dilakukan tanpa berlebih-lebihan antara keduanya.(HR. Bukhari) Sederhana Dalam Beribadah Anas bin Malik radhiallaahu anhu menuturkan: "Tiga orang sahabat pernah datang ke rumah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk menanyakan ibadah yang beliau lakukan. Setelah diceritakan tentang ibadah beliau, mereka merasa ibadah yang mereka kerjakan terlalu sedikit dibandingkan dengan ibadah beliau. Mereka berkata: "Alangkah jauh kedudukan kita dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam! padahal telah diampuni dosa beliau yang lalu maupun yang akan datang. Seorang di antara mereka berkata: "Aku akan shalat malam selamanya." Yang lain berkata: "Sedangkan aku akan berpuasa terus menerus tanpa berbuka." Seorang lagi berkata: "Adapun aku akan menjauhi wanita dan tidak akan menikah selamanya." Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendatangi mereka dan berkata: "Kaliankah yang mengatakan begini dan begini?! Demi Allah, aku adalah orang yang paling takut kepada Allah dan yang paling bertakwa kepada-Nya dari pada kalian semua. Akan tetapi aku berpuasa dan berbuka, aku shalat malam dan juga tidur, aku juga menikahi wanita. Barangsiapa yang membenci Sunnahku, maka ia bukan termasuk golonganku." (Muttafaq 'alaih) Rasulullah Paling Taqwa dan Takut Allah Dari Aisyah berkata:"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bila memerintahkan kepada para sahabat, Beliau memerintahkan untuk melakukan amalan yang mampu mereka kerjakan, kemudian para sahabat berkata; "Kami tidaklah seperti engkau, ya Rasulullah, karena engkau sudah diampuni dosa-dosa yang lalu dan yang akan datang". Maka Beliau shallallahu 'alaihi wasallam menjadi marah yang dapat terlihat dari wajahnya, kemudian bersabda: "Sesungguhnya yang paling taqwa dan paling mengerti tentang Allah diantara kalian adalah aku". (HR. Bukhari) Mengatur Waktu Untuk Shalat dan Tidur Ummu Salamah berkata, “Beliau melaksanakan shalat lalu tidur dengan lama waktu yang sama yang digunakan untuk shalat. Kemudian beliau bangun melaksanakan shalat dengan lama waktu yang sama yang digunakan untuk tidur. Lalu tidur kembali dengan lama waktu yang digunakan untuk shalat, hingga datang waktu shubuh” (HR. Bukhari) Shalat Ketika Segar Tidak Ngantuk Dari Anas RA, dia berkata, "Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam pernah masuk ke dalam masjid, lalu ada tali yang terbentang antara dua tiang. Beliau bertanya, 'Tali apakah ini?' Maka dijawab, 'Wahai Rasulullah, ini Hamnah bind Jahsy sedang mengerjakan shalat, apabila dia merasa lelah, dia bergantung di tali ini.' Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam bersabda, 'Hendaklah dia mengerjakan shalat sesuai kemampuannya. Apabila dia merasa lelah, maka duduklah.'" (HR. Bukhari dan Muslim) Kata Ziyad, Beliau bertanya, "Apakah ini? " Maka mereka menjawab, "Itu kepunyaan Zainab untuk shalat, jikalau dia lelah atau mengantuk maka dia berpegang di situ." Nabi Shallallahu ‘alaihi Wasallam pun lalu bersabda, "Lepaskanlah tali itu! Seseorang itu hendaklah shalat selagi dia segar, dan jikalau telah lelah atau mengantuk, maka sebaiknya dia tidur." (HR. Bukhari dan Muslim) Meringankan Shalat Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Katsir berkata, telah mengabarkan kepada kami Sufyan dari Ibnu Abu Khalid dari Qais bin Abu Hazim dari Abu Al Mas'ud Al Anshari berkata,seorang sahabat bertanya: "Wahai Rasulullah, aku hampir tidak sanggup shalat yang dipimpin seseorang dengan bacaannya yang panjang." Maka aku belum pernah melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memberi peringatan dengan lebih marah dari yang disampaikannya hari itu seraya bersabda: "Wahai manusia, kalian membuat orang lari menjauh. Maka barangsiapa shalat mengimami orang-orang ringankanlah. Karena diantara mereka ada orang sakit, orang lemah dan orang yang punya keperluan".(HR. Bukhari) Taubat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam Zikir Setiap Waktu 'Aisyahradhiyallahu 'anhaberkata:"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam senantiasa berdzikir kepada Allah setiap waktu." (HR. Muslim) Istighfar 70x Abu Hurairah berkata; saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:"Demi Allah, sesungguhnya aku beristighfar (meminta ampunan) dan bertaubat kepada Allah dalam satu hari lebih dari tujuh puluh kali." (HR. Bukhari) Bertaubat 100x Sehari Dari Aghar Al Muzani, dia berkata, "Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam bersabda, 'Sesungguhnya hatiku tertutup kabut (lupa). Sesungguhnya aku memohon ampun kepada Allah sebanyak seratus kali setiap hari.'" (HR. Muslim) Dari Ibnu Umar RA, dia berkata, "Sungguh, jika kami hitung dalam sekali pertemuan dengan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam, beliau mengucapkan sebanyak seratus kali bacaan 'Rabbighfirlii watub 'alayya, innaka anta tawwaabur rahiim (Wahai Tuhanku, ampunilah aku dan terimalah taubatku. Sesungguhnya Engkau Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang)'" (HR. Abu Daud) Umrah dan Haji Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam Mencontohkan Manasik Haji Ibnu Ishaq berkata : Ketika Umrah Qadha, Kaum Quraisy menyebarkan berita bohong, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi Wasallam dan para sahabatnya sedang menghadapi kesukaran, kesulitan dan kepayahan. Ia berkata : Saat itu kaum Musyrikin Quraisy berbaris di pintu Darun-Nadwah, ingin melihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam dan para sahabatnya. Setibanya di Mekkah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam langsung masuk ke dalam masjid al-Haram, kemudian duduk menghamparkan burdahnya dan sambil mengangkat tangan kanannya lalu beliau berucap : „Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada orang ynag hari ini dapat menyaksikan kekuatan yang datang dari hadhirat-Nya.“ Kemudian beliau mencium Hajar Aswad, lalu berjalan cepat bersama para sahabatnya mengelilingi Ka‘bah. Dalam thawaf ini beliau berlari kecil tiga keliling dan selebihnya berjalan biasa. Ibnu Abbas berkata : Orang-orang mengira bahwa hal itu bukan sunnah umum,Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam melakukan hal itu sekedar untuk membantah desas-desus yang disebarkan oleh orang-orang Quraisy tersebut. Tetapi pada haji wadah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam juga melakukannya sehingga hal ini menjadi sunnah. (Siroh Al Buthy) Rasulullah Umrah 4 Kali Dari Anas RA, bahwasanya Rasulullah pernah umrah empat kali, yang semuanya dilakukan pada bulan Dzul Qa'dah, kecuali umrah yang menyertai haji beliau, Pertama, umrah pada masa Hudaibiyah di dalam bulan Dzul Qa'dah. Kedua, umrah pada tahun berikutnya juga di bulan Dzul Qa'dah. Ketiga, umrah dari Ji'ranah ketika beliau membagikan harta rampasan perang Hunain, juga di bulan Dzul Qa'dah, dan keempat, umrah yang menyertai haji beliau (tidak di bulan Dzul Qa'dah)." (HR. Muslim) Rasulullah Naik Haji 1 Kali Abu Ishaq dia berkata; Telah menceritakan kepadaku Zaid bin Arqam bahwaNabi shallallahu 'alaihi wasallam telah berperang sebanyak sembilan belas peperangan. Dan beliau melaksanakan haji setelah hijrah sebanyak satu kali, beliau tidak melaksanakan haji wada' setelah itu. Abu Ishaq berkata; dan beliau juga pernah melaksanakan haji ketika beliau berada di makkah. (HR. Bukhari) Rasulullah Selamat Dari Godaan duniawi Ibnu al-Atsir meriwayatkan, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “aku hanya dua kali pernah berkeinginan untuk melakukan apa yang pernah dilakukan oleh Ahli Jahiliyyah namun semua itu dihalangi oleh Allah sehingga aku tidak melakukannya, kemudian aku berkeinginan lagi untuk melakukannya hingga Dia Ta’ala memuliakanku dengan risalahNya. (Pertama kalinya-red);Suatu malam aku pernah berkata kepada seorang anak yang menggembala kambing bersamaku di puncak Mekkah; ‘sudikah kamu mengawasi kambingku sementara aku akan memasuki Mekkah dan bergadang ria seperti yang dilakukan oleh para pemuda tersebut?’. Dia menjawab: ‘ya, aku sudi! ‘. Lantas aku pergi keluar hingga saat berada di sisi rumah yang posisinya paling pertama dari Mekkah, aku mendengar suara alunan musik (tabuhan rebana), lalu aku bertanya: apa gerangan ini?, mereka menjawab: ‘prosesi pernikahan si fulan dengan si fulanah! ‘. Kemudian aku duduk-duduk untuk mendengarkan, namun Allah melarangku untuk mendengarkannya dan membuatku tertidur. Dan tidurku amat lelap sehingga hampir tidak terjaga bila saja terik panas matahari tidak menyadarkanku. Akhirnya, aku kembali menemui temanku yang langsung bertanya kepadaku tentang apa yang aku alami dan akupun memberitahukannya. Kemudian (kedua kalinya-red), aku berkata pada suatu malam yang lain seperti itu juga; aku memasuki Mekkah namun aku mengalami hal yang sama seperti malam sebelumnya; lantas aku bertekad, untuk tidak akan berkeinginan jelek sedikitpun”. (Sirah Al Mubarakfury)

Jasa Pengetikan Online Murah di Bumi Sari Natar Lampung Selatan

Jasa Pengetikan Online Murah di Bumi Sari Natar Lampung Selatan Kami merupakan jasa ketak ketik yang bergerak di bidang usaha pengetikan kom...